Jumat, 12 Juni 2015

KONSEP PENDEKATAN NSMRI.pdf









Konsep
Pendekatan Neuro Senso Motor Reflex Integration (NSMRI)
Mengintegrasikan Lifelong Reflexes ke dalam Gerak
Nawangsasi Takarini, NDT,
M.Physio, RPT


 

KONSEP PENDEKATAN
NEURO SENSO MOTOR REFLEX
INTEGRATION
Mengintegrasikan Lifelong
Reflexes
ke dalam Gerak

A.  
PENDAHULUAN
Pendekatan Neuro
Senso Motor Reflex Integration
adalah neuro-physio-psychology.
Metode ini dikembangkan oleh Dr. Setviana Masgustova, seorang psikolog dan
fisioterapis. Metode ini pertama kali digunakan untuk terapi cedera otak (brain injury). Metode pendekatan ini
memfokuskan pada mekanisme perkembangan dan pembelajaran gerakan secara
natural. NSMRI berdasarkan pada konsep dan teori reflekx integration, dimana sangat penting memahami perkembangan
gerak dasar sebagai pendukung utama neuro-sensory-motor
integration
yang akan mempengaruhi pembentukan pola belajar gerak yang
bermakna dan fungsional serta perkembangan pribadi individu.
Dasar penting pada metode NSMRI adalah memahami sumber
yang mendukung perkembangan gerakan utama yaitu refleks yang diakibatkan oleh
alam kepada individu yang akan mempengaruhi program motorik yang bersifat
genetik, yang digunakan seumur hidup. Sayangnya refleks-refleks tersebut hampir
tidak diketahui oleh ilmu pengetahuan dan sedikit sekali disinggung dalam
literatur atau jarang digunakan dalam praktek pendidikan (Retscher, 2008).
Reflek-refleks yang mengikuti kita seumur hidup (lifelong reflexes) yaitu: (1) reflex
gravitasi, (2) grounding, (3)
stabilitas, (4) balancing, (5) centering, (6) head righting,

(7) tendon guard, (8) abdominal, (9) amphibi, (10) matured gait,
(11) sequential side rotation dan
(12) spinning reflex. Refleks-refleks
tersebut mengiringi individu seumur hidup dan memberikan pengaruh besar pada
perkembangan struktur dan fungsi tubuh yaitu: kontrol postur, koordinasi
gerakan, sensory integration dan senso-motor integration. Kematangan
refleks juga mempengaruhi perkembangan dan fungsi otak. Refleks-refleks yang
mengikuti kita akan mempengaruhi perkembangan emosi dan kepribadian serta
mempengaruhi cara belajar (learning style)
dan perkembangan kepribadian (Masgustova, 2004).
B.   
KONSEP PENDEKATAN NEURO SENSO MOTOR REFLEX INTEGRATION
(NSMRI)
Pendekatan ini berdasarkan pada lifelong reflexes dan riwayat perkembangannya. Dalam proses
pendekatan NSMRI proses manajemennya adalah:
v  Prosedur assessment untuk menentukan apakah refleks dan
skema dasarnya sudah terintegrasi.
v  Activating
and re-patterning exercises
untuk
mengatasi pola-pola refleks yang berfungsi dengan cara yang tidak produktif
untuk menghilangkan efek pertahanan hidup yang salah dan negatif di dalam
sistem otak dan tubuh kita dalam kondisi stress.
v  Exercise yang menguatkan hubungan alamiah di antara pola-pola
lifelong reflexes. Tujuannya adalah untuk membentuk perlingdungan yang positif
dan pertahanan hidup yang bermanfaat untuk mengorganisasi proses tumbuh kembang.
v  Teknik dan gerakan yang terpadu untuk mengaktifkan pola
refleks yang akan mendukung penggunaan pola tersebut secara memadai untuk
koordinasi motorik dan pembentukan ketrampilan motorik.
v  Prosedur integrasi untuk memperkuat sumber perkembangan
genetik yang dimiliki oleh pola lifelong
reflexes
dan untuk mendukung hubungannya dengan ketrampilan dan kemampuan.
Dalam kondisi stress emosional atau fisik, kita
mengaktifkan reaksi dan refleks pertahanan hidup – Grounding, Balancing, Tendon Guard, dll. Stress dapat mempengaruhi
kita sebagai embrio dan bayi. Pola refleks yang aktif untuk mempertahankan
hidup pada saat stress akan diartikan sebagai kondisi neuro-fisiologis yang
terbaik untuk mempertahankan hidup dan akan dianggap menguntungkan. Jadi kita
akan mengulangi tindakan pertahanan hidup tersebut berkali-kali, otak kita
memerintahkan “ini adalah cara yang terbaik untuk perlindungan diri”. Dengan
demikian, pola refleks yang tidak matang atau refleks yang berfungsi dengan
cara tidak memadai dan menjadi bagian dan perlindungan diri yang non-produktif
maka perkembangan dan kematangan ketrampilan motoris dan perilaku akan
terpengaruh. Stress dapat mempengaruhi waktu dan kualitas dari reflex integration.
Stress menyebabkan diaktifkannya strategi brain stem yang berlebihan yaitu
strategi perlindungan diri yang memicu reflexes response. Kondisi ini akan mengurangi
kemampuan fungsi kognitif yaitu konsentrasi, daya ingat dan kemampuan berpikir.
Kondisi ini juga akan mengganggu kemampuan untuk membuat pilihan, perspetive
planning dan keputusan-keputusan jangka panjang yang bertanggung jawab. Banyak
anak dan orang dewasa yang mengalami stress yang menunjukkan reksi-reaksi
impulsif dalam perilaku kognisi dan komunikasi, mereka bertindak pada level
“pertahanan hidup” dengn refleks dan reaksi dasar. Jika anak-anak dan orang
dewasa mengalami sress jangka panjang, mereka akan melakukan perilaku yang
negatif, misalnya: agresif, ketakutan, hiperaktif (ADD dan ADHD), malas,
motivasi rendah, dll.
C.   
TUJUAN PENDEKATAN NSMRI
Program neuro-sensory
motor
secara umum akan memfasilitasi motot programs bawaan, adalah program
anti-stress dan pro perkembangan. Secara khusus tujuannya adalah:
v  Meringankan dan menghilangkan stress dan kompensasi
disfungsional yang non-produktif di dalam struktur tubuh.
v  Mengaktifkan motor
program
yang alami dan genetik dan seluruh mekanisme perkembangan gerak.
v  Mengaktifkan “brain
body
” integration mechanism yang mempengaruhi perkembangan gerak
v  Mengoptimalkan motor
and sensory-motor integration
v  Menghilangkan stress pada saat belajar
v  Mendukung ketrampilan motorik dan kognitif yang alami dan
khusus.
v  Mengungkap kemampuan untuk membuat perubahan-perubahan
positif dalam struktur, postur dan gerak tubuh dan sistem-sistem koordinasi
yang beragam.
v  Membantu anak-anak dan orang dewasa untuk menggunakan motor skills dalam pembelajaran
v  Membuat exercise terpadu
yang bersifat individual untuk anak-anak dan orang dewasa yang memiliki
permasalahan dlam perkembangan gerak, emosi, motivasi dan pembelajaran.
D.  
PENDEKATAN NSMRI
1.          
Neuro-structural Refleks Integration
Neuro-structural
Reflex Integration Therapy

berbasiskan pada hasil pemeriksaan reflex
integration
dan perkembangan motorik (motor
development
). Juga berbasiskan pada hasil kerjasama dengan struktur tubuh,
simetrinya, dan respon terhadap tekanan yang disebut Tendon Guard Reflex. Tendon
Guard Reflex Release Technique
merupakan inti utama pada tehnik Neuro-structural Reflex Integration.
Tujuan tehnik ini adalah:
v  Menghilangkan ketegangan tendon guard reflex
v  Merilekskan ketegangan otot di seluruh tubuh
v  Mengaktifkan propioceptive
system
dan jaringan struktur tubuh untuk mengoptimalkan kerja self-regulation mechanism
v  Mengaktifkan kerja reseptor yang berhubungan dengan
sentuhan dalam dan tekanan
2.        
Re-patterning and Integration of Disfungctional and
Patalogical Reflex
Prosedur-prosedur koreksi yang tepat untuk
disfungsi-disfungsi yang terjadi di level gerakan-gerakan primer dan
refleks-refleks khusus. Refleks-refleks tersebut adalah unit-unit sistem
sensoris, motorik dan propioseptif kolektif yang mempengaruhi kesehatan,
pembelajaran dan tumbuh kembang. Program ini menunjukkan kesempatan-kesempatan
baru untuk penggunaan sumber-sumber alam untuk koreksi fungsional dan manajemen
kesehatan melalui penggunaan kekuatan alam dan intelegensia pada proses reflex integration yang self-regulating.
Metode ini dapat menjadi dukungan kuat untuk penciptaan
program-program dan kesempatan-kesempatan perkembangan baru untuk anak-anak dan
orang dewasa. Metode-metode reflex
integration
meliputi gerakan-gerakan alami dan non-invasive yang dapat
dipelajari dengan mudah oleh orang tua anak-anak berkebutuhan khusus, orang
dewasa dan profesional yang bekerja dengan orang-orang berkebutuhan khusus.
Tehnik-tehnik ini tidak memerlukan banyak sumber daya dan melengkapi
tehnik-tehnik terapi lainnya.
3.        
Facial Reflexes Integration
Program ini ditujukan untuk reaksi-reaksi utama yang
spesifik yaitu facial reflexes dan
integrasinya dengan seluruh perkembangan gerakan dan pembelajaran. Facial reflexes adalah seluruh reaksi
otak-tubuh di tubuh bagian atas dan wajah untuk merespon stimulasi sensoris dan
propioseptif khusus. Facial reflexes
muncul dalam banyak fungsi manusia misalnya makan, ekspresi wajah, penglihatan
dan pendengaran serta artikulasi (untuk berbicara). Facial reflexes adalah program-program alam dan akan diintegrasikan
dengan gerakan-gerakan yang lebih tinggi dan terkontrol, misalnya ekspresi
wajah selama komunikasi dan berbicara.
Facial
reflexes
termasuk: menghisap,
menelan, menyusu, menggigit, mengunyah, oral-orientation
dan oral-cognition, mengedipkan mata,
eyes-staring, babkin palmomental,
reaksi ekspresi emosi, keseimbangan kepala, dll. Refleks-refleks tersebut
menjadi dasar pertahanan hidup kita (refleks orientasi makanan), cognition (orientasi mulut), sensory integration (melihat-mendengar),
komunikasi (menirukan suara dan berbicara dengan sadar).  Refleks-refleks tersebut sangat mempengaruhi
struktur tubuh dan perkembangan postur, sensory-motor
integration
, fungsi otak dan perkembangan emosi, perkembangan pribadi dan
komunikasi.
Program anti-stress ditujukan pada proses-proses
integrasi motor-sensory dan sensory-motor pada facial reflexes dan memiliki tujuan sebagai berikut:
v  Mengeliminasi dan menghilangkan hambatan-hambatan
disfungsional dan kompensasi non-produktif pada level struktur wajah-tubuh
v  Mengaktifkan mekanisme gerakan alami dan merangsang
perkembangan gerakan
v  Mengoptimalkan kegiatan mekanisme-mekanisme integrasi
v  Mengaktifkan sistem koordinasi “tubuh-otak”
v  Menghilangkan stress pada level kerja otot-otot wajah,
komunikasi, dll.
v  Mendukung facial
motor skill
yang natural/alami
v  Mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan perubahan positif
dalam struktur wajah-tubuh, postur dan perkembangan gerakan
v  Memudahkan anak-anak dan orang dewasa dalam
memperhitungkan integrasi antara facial
reflexes
dan facial skills
v  Memperkenalkan tehnik-tehnik neuro kinesiologi kepada individu
yang memiliki permasalahan dalam kegiatan makan, kesulitan untuk menunjukkan
emosi dan ekspresi wajah, sensory
integration
(melihat-mendengar), berbicara dan berkomunikasi serta ruang
gerak dan belajar.
4.        
Visual and Auditory Reflexes Integration
Metode ini adalah dengan menstimulasi kerja integrasi
antara kerja visual dengan auditory. Latihan dan kegiatan visual and auditory reflex integration
dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan seperti ritme, sequencing, koordinasi motorik, maupun visual and auditory processing skills
Tujuan  visual and auditory reflex integration
yaitu membantu untuk menghilangkan efek ketegangan emosi dan trauma. Pergantian
perilaku yang signifikan juga dicatat, demikian juga peningkatan self-esteem. Tehnik ini berguna untuk
smua orang yang belajar, termasuk pemikir-pemikir yang berbakat, mengurangi
stress dan meningkatkan fokus dan konsentrasi untuk tugas-tugas yang lebih
sulit atau kompleks.
5.        
Balance Board Exercise
Latihan dan kegiatan balance
board
dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan seperti
ritme, sequencing, koordinasi motorik
maupun visual and auditory processing skills. Balance board juga membantu untuk
menghilangkan efek ketegangan emosi dan trauma. Pergantian perilaku yang
signifikan juga dicatat, demikian juga peningkatan self-esteem. Kegiatan-kegiatan balance board berguna untuk semua
orang yang belajar, termasuk pemikir-pemikir yang berbakat, mengurangi stress
dan meningkatkan fokus dan konsentrasi untuk tugas-tugas yang lebih sulit atau
kompleks.
Balance
board program
memberikan
keuntungan sebagai berikut:
Cognitive
v  Meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan perhatian
yang self-directed
v  Meningkatkan kemampuan untuk mempelajari hal baru
v  Kemampuan untuk mengurutkan informasi
v  Meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan suara-suara
yang halus
v  Meningkatkan kemampuan untuk mengintegrasikan informasi
sensoris
v  Auditory-language-processing
Behavioral
v  Meningkatkan motivasi
v  Meningkatkan organisasi
v  Antusiasme untuk belajar
Emotional
v  Mengatasi efek ketegangan emosional
v  Meningkatkan self-control
dan self-esteem
v  Emotional
security
Visual
v  Meningkatkan eye-tracking
v  Kemampuan untuk menggunakan kedua mata bersama-sama
dengan lebih baik (eye teaming)
v  Visual-spatial
processing
v  Eye
leveling
v  Eye-hand
coordination
v  Meningkatkan eye
convergence
v  Peripheral
vision training
Motor
v  Sense of
rhythm
v  Meningkatkan speech
v  Motor
planning
v  Bilateral
coordination
v  Movement
and balance
v  Head
righting
v  Meningkatkan koordinasi postur dan gait
v  Meningkatkan propioception
communication
v  Meningkatkan kemampuan menulis dengan tangan
v  Mencapai automaticity
v  Meningkatkan muscle
tone
v  Gravitation
security
v  Meningkatkan stabilitas/keseimbangan
v  Symmetry
Referensi :
Askhoomoff, N.A., Courchesne, E., 1992; A New Role for
the Cerebellum in Cognitive Operations
; Behavioral Neuroscience, US.
Dieterich, M., Brandt, T., 2000; Brain Activation
Studies On Visual-Vesibular and Ocular Motor Interaction
;  Current Opinion in Neurology, US.
Kandel, et al., 2000; Principle of Neuroscience;
4th edition, McGraw-Hill Co, US.
Lindsay, P., Donald, N., 1972; Human Information
Processing: An Introduction to Psychology
; New York and London: Academic
Press, US & UK.
Lundy-Ekman, L., 
2000; Neuroscience: Fundamental for Rehabilitation; 2nd edition,
Pacific University, Oregon, US.
Masgustova, S., Akhmatova, N., 2004; Integration of
Dinamic and Postural Reflexes into Whole Body Movement System
; INKI,
Warsaw, Poland.
Masgustova, S., Masgustova, D., 2001; Creating Drawing
and Integrating Movements
; INKI, Warsaw, Poland.
Masgustova, S., Masgustova, D., 2005; Masgustova
Method of Facial Reflexes Integration
; INKI, Warsaw, Poland.
Masgustova,S., 2006; Neuro-structural Reflex
Integration Therapy
;International Dr. Setviana Masgustova Institute of
Movement Development and Reflex Integration, Warsaw.
Rentschler, M., 2008; The Masgustova Method of
Neuro-sensory-motor and Reflex, Key to Health, Development and Learning
.
 






Share KONSEP PENDEKATAN NSMRI.pdf - 188 KB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar